Astronom Kembangkan AI Deteksi Supernova Tanpa Bantuan Manusia
LIGAPEDIA.news – Untuk pertama kalinya, astronom tengah kembangkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dapat mendeteksi supernova tanpa bantuan manusia. AI tersebut diberi nama Bright Transient Survey Bot (BTSbot) dan diketahui akan mencari, mendeteksi, mengonfirmasi, mengklasifikasikan hingga mengumumkan penemuan supernova secara otomatis.
Dilansir dari situs Science Alert, Senin (16/10/2023), dengan menggunakan lebih dari 1,4 juta gambar dari hampir 16.000 sumber untuk melatih algoritme pembelajaran mesinnya, BTSbot disebut mampu memungkinkan otomatisasi seluruh proses penemuan ledakan bintang. Hal tersebut tidak hanya menghilangkan kesalahan manusia, tetapi juga meningkatkan kecepatan secara signifikan.
Singkatnya, sistem AI baru ini akan menyederhanakan penelitian supernova itu sendiri dengan memberi kesempatan pada astronom untuk berfokus pada analisis dan pengembangan hipotesis baru.
“Pada akhirnya, menghilangkan manusia dari lingkaran ini akan memberikan lebih banyak waktu bagi tim peneliti untuk menganalisis pengamatan mereka dan mengembangkan hipotesis baru untuk menjelaskan asal mula ledakan kosmik yang kita amati,” kata astronom dari Northwestern University, Adam Miller, salah satu peneliti utama dalam pengembangan tersebut.
Dalam pengembangannya, BTSbot sendiri telah berhasil mendeteksi supernova baru bernama SN2023tyk dalam data dari Zwicky Transient Facility (ZTF), kamera robot di California yang memindai langit utara setiap dua hari.
Sebagai gambaran, ketika ZTF mencitrakan ledakan kosmik di langit malam pada tanggal 3 Oktober, BTSbot bertugas untuk mendeteksi supernova dalam data ZTF pada tanggal 5 Oktober. Setelah berkomunikasi dengan instrumen robot lainnya, BTSbot dapat mengonfirmasi penemuan tersebut dan mengklasifikasikan ledakan tersebut.
BTSbot secara otomatis meminta instrumen robot lain yang disebut Spectral Energy Distribution Machine (SEDM) untuk melakukan pengamatan ekstensif terhadap potensi supernova guna mengumpulkan spektrumnya.
Setelah memperoleh spektrum ini, SEDM mengirimkannya ke SNIascore Caltech (dikembangkan oleh Fremling) untuk mengklasifikasikan supernova. Laporan kemudian dibagikan secara publik pada tanggal 7 Oktober.
Penggunaan BTSbot dalam alur kerja ini akhirnya menggeser metode tradisional yang mengandalkan astronom untuk memeriksa secara visual sejumlah besar data dari teleskop robotik yang terus memindai langit malam untuk mencari sumber cahaya baru.
Dengan kata lain, pengembangan AI bernama BTSbot untuk deteksi Supernova tanpa bantuan manusia ini dapat membebaskan para astronom agar fokus dalam menafsirkan data dan memberikan wawasan berharga mengenai evolusi bintang dan galaksi ke depannya.
“Setelah semuanya dihidupkan dan berfungsi dengan baik, kami sebenarnya tidak melakukan apa pun,” tambah Nabeel Rehemtulla dari Northwestern, astronom yang ikut memimpin pengembangan bersama Miller.
“Kami tidur di malam hari, dan di pagi hari, kami melihat BTSbot, dan AI lainnya dengan teguh melakukan tugasnya,” pungkasnya. (Chasna Alifia Sya’bana)
Sumber : techno.okezone.com